Ziarah Makam Tubagus Sangkrah Lampung – nuansalampung.com
- makamPesawaranTubagus SangkrahUtamaziarah
- Juni 22, 2020
- 4 minutes read
Kamis malam, 11 Juni 2020, Nuansa Lampung berkesempatan mengunjungi makam keramat tersebut.
Sekira pukul 21.00, tibalah tim kecil kami dilokasi tujuan. Memasuki portal Pantai Quin Arta, lalu beranjak menuju lokasi makam yang berada tepat di ujung pantai setempat.
Sebuah bangunan berukuran sekira 30 meter persegi, dengan pohon besar ditengahnya menandakan bahwa kami telah tiba di makam yang dituju.
Dengan berbasuh wudhu, satu-persatu dari kami pun memasuki ruang makam. Suasana mistis mulai terasa kental. Suasana seperti itu memang kerap kami rasakan tatkala tiba di peziarahan, makam keramat.
Sebagian tim mulai mempersiapkan alat perekaman. Sebagian lagi, bersama Ustaz Farid, mulai duduk bersila, bersiap memulai tahlil atau ritual kirim doa.
Pasca ritual selesai, kami pun menyempatkan sedikit waktu, menikmati keindahan alam (pantai) di depan makam.
Keesokan harinya, Jumat 12 Juni, tim Nuansa Lampung pun berhasil menemui Ustaz Ahmad Zaini Al faqih. Dia adalah kuncen makam Tubagus Sangkrah.
Ustaz Ahmad mengatakan, Tubagus Sangkrah berasal dari Banten. Beliau ke Lampung untuk mensyiarkan Islam.
Menurut Ustaz Ahmad, nama Sangkrah disematkan kepada almarhum, sebab selama mensyiarkan Islam ke beberapa tempat, beliau menggunakan sebuah rakit untuk menjangkau pulau-pulau di seberang. “Sangkrah berarti rakit,” begitu kata dia.
Tak banyak informasi yang berhasil dikuak dari Ustaz Ahmad. Bahkan nama asli Tubagus Sangkrah pun belum berhasil terkuak. Sebab sejak dulu, penduduk setempat memang sudah memanggil almarhum dengan sebutan seperti itu.
Ustaz Ahmad Zaini pun menutukan bahwa pada 2009, beliau mendapatkan isyarat mimpi untuk membangun atau merapikan makam Tubagus Sangkrah yang kala itu belum terbangun.
Dibantu sahabatnya yang bernama Kholit Apri, makam tersebut akhirnya terbangun. Sehingga, para peziarah pun bisa berkirim doa dengan nyaman. Tanpa harus takut kehujanan, atau terkena kencangnya hembusan angina laut.
Tak hanya makam Tubagus Sangkrah. Di lokasi itu, ada sembilan makam lainnya. Dikabarkan merupakan makam murid dari Tubagus Sangkrah.
Selain pantai di dekat peziarahan, ada satu lagi yang menarik saat peziarah datang ke tempat itu. Sebuah pohon yang tumbuh melintang tepat di atas makam Tubagus Sangkrah.
Pohon itu merupakan simbol adab ataupun akhalak. Sehingga, setiap peziarah yang datang ke area makam hendak nya merundukan kepala seraya merendahkan hati. Sebab, tiada yang tinggi kecuali Allah SWT(nuansa1)