
Budiman AS Dicurhati Soal Pemimpin Yang Masih Korupsi
- DPRD Lampung
- September 20, 2025
- 2 minutes read
Anggota DPRD Provinsi Lampung, Budiman AS, menggelar Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan, Sabtu (20/9).
Dalam sambutannya, Budiman AS yang juga Ketua Partai Demokrat Kota Bandarlampung ini menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar dasar negara, melainkan panduan hidup yang harus diamalkan dalam keseharian. Ia menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan, terutama menghadapi tantangan politik, sosial, hingga penetrasi budaya global yang dapat memengaruhi generasi muda.
“Pancasila harus kita hidupkan, bukan hanya dihafal. Persatuan adalah kunci agar bangsa ini tetap kokoh. Kalau kita hanya menjadikannya simbol, tanpa mengamalkan nilai-nilainya, maka kita akan kehilangan jati diri,” tegas Budiman.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL) Anggalana, yang memaparkan konsep living ideology atau menghidupkan ideologi. Ia menekankan bahwa nilai Pancasila tidak boleh berhenti di ruang kelas atau seminar, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata: saling menghargai, menjaga toleransi, dan menggunakan media sosial secara bijak.
“Bijak dalam bermedsos adalah bagian dari pengamalan Pancasila. Jangan sampai kita terjebak hoaks, ujaran kebencian, atau polarisasi. Kalau kita bisa menjadikan medsos sebagai ruang membangun persatuan, itu artinya kita sudah menghidupkan Pancasila,” jelas Anggalana.
Namun, diskusi menghangat ketika salah seorang peserta bertanya: “Apakah pemimpin kita saat ini sudah mengimplementasikan Pancasila? Kenapa masih banyak yang korupsi?” Menjawab hal itu, Budiman menegaskan bahwa perilaku korupsi tidak bisa digeneralisasi sebagai cerminan sistem. “Itu perilaku oknum. Bukan berarti Pancasila gagal. Justru ini menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih kritis, agar nilai-nilai itu ditegakkan,” tegasnya.
Moderator acara, Levi Tuzaidi, memberikan pernyataan penutup yang menggugah kesadaran bersama. Ia menekankan bahwa fenomena pemimpin yang masih terjerat korupsi seharusnya juga menjadi cermin bagi masyarakat.
“Apakah ini murni salah mereka saja? Atau juga salah kita? Mari kita jujur, pada pemilu lalu apakah kita memilih berdasarkan visi dan misi? Atau hanya karena iming-iming dan popularitas? Kalau jawabannya bukan visi dan rekam jejak, maka ini juga kesalahan kita semua,” ujar Levi, yang langsung disambut tepuk tangan peserta.
Sumber: Matapena.co





