Pupuk Langka, Pabrik Berjaya namun Petani Lampung Tak Berdaya

Pupuk Langka, Pabrik Berjaya namun Petani Lampung Tak Berdaya

Nuansalampung.com–Pupuk Langka, pabrik di Lampung tetap berjaya, sementara petani setempat tak berdaya.

Begitulah situasi yang dilihat beberapa anggota DPRD Provinsi Lampung, ketika menggelar reses atau kunjungan dapil dalam rangka menyerap aspirasi warga. Reses tahap tiga yang dilakukan oleh 85 Anggota DPRD Lampung tersebut digelar selama kurang lebih sepekan, pada awal September 2023.

Dari reses itu, para legislator banyak menerima keluhan warga. Khususnya terkait ketersediaan pupuk, harga jual hasil panen, hingga sulitnya mendapat air di kemarau panjang kali ini. Reses telah digelar pada pekan awal di bulan September 2023.

Anggota DPRD Lampung Mikdar Ilyas misalnya. Ketika menggelar reses, dia mengaku miris melihat kesejahteraan petani di daerah pemilihan 6: Tulangbawang, Tulangbawang Barat dan Mesuji.

Menurut Sekretaris Komisi 5 itu, jargon Petani Lampung Berjaya tampaknya belum mampu mengangkat ekonomi para petani. Sebaliknya, pabrik-pabrik pengolahan hasil pertanianlah yang justru dalam kondisi kejayaan.

Lebih lanjut legislator Provinsi Lampung yang bakal kembali maju di Daerah Pemilihan V Kabupaten Lampung Utara dan Waykanan pada Pemilu 2024 itu mengatakan bahwa harga panen hasil pertanian, khususnya singkong tidak memiliki kestabilan harga.

Padahal, pabrik pengolahannya menjual dengan harga yang relatif tinggi dan stabil.

Menurut Mikdar, pemerintah harus bisa bertindak. Jangan sampai pengendali harga singkong hanya diboikot oleh pabrik-pabrik pengolahan tepung yang notabennya mendapatkan untung berlimpah dari hasil keringat para petani.

“Singkong inikan harganya terpuruk. Jangankan mendapat uang, mengembalikan modal saja petani sulit. Padahal berapapun harga singkong dari petani, ketika diolah di pabrik dan menjadi tepung, lantas dijual ke masyarakat umum, tidak ditolak harganya,” kata Mikdar.

“Jangan sampai hanya pebrik saja yang berjaya, namun petani kita susah. Jadi harusnya bisa sama-sama menikmati,” sambungnya.

Hal senada disampaikan I Made Suarjaya. Dia mengatakan, dari reses yang dilakukannya, banyak pula warga yang mengeluhkan soal ketersediaan pupuk.

Sekalipun mereka memiliki dana, namun untuk mendapatkannya tidaklah mudah. Apalagi pupuk bersubsidi.

Menurut legislator Provinsi Lampung asal Dapil Kabupaten Lampung Tengah itu, kenyataan yang ada berbanding terbalik dengan take line yang digaungkan Gubernur: Petani Lampung Berjaya.

“Lampung berjaya, petani tak berdaya,” ujar politisi asal Partai Gerindra itu, Rabu (13/9).

Dia pun berharap, di periode akhir kepemimpinan gubernur, masalah pupuk bisa sedikit teratasi. Apalagi saat ini para petani juga sedang dilanda masalah kemarau yang cukup panjang.

Selengkapnya, tonton video dan wawancara: KLIK

Editor: Agung Chandra Widi

Related post

Ketua DPRD Hadiri Penilaian Tahap 2 Penghargaan Pembangunan Daerah

Ketua DPRD Hadiri Penilaian Tahap 2 Penghargaan Pembangunan Daerah

Ketua DPRD Provinsi Lampung, Mingrum Gumay, memperlihatkan komitmen kuatnya terhadap pembangunan daerah dengan menghadiri acara penilaian tahap 2 Penghargaan Pembangunan Daerah…
Komisi I Siap Dampingi P3K 2020/2021 ke Menpan-RB

Komisi I Siap Dampingi P3K 2020/2021 ke Menpan-RB

Kami Komisi I DPRD Lampung akan dampingi teman-teman guru P3K angkatan 2020/2021, yang sudah mendapatkan penempatan tapi tidak sesuai tempat Honor…
Gelar Sosper Bersama Dua Akademisi Unila

Gelar Sosper Bersama Dua Akademisi Unila

Dua akademisi Universitas Lampung, Handi Mulyaningsih, dihadirkan oleh Anggota DPRD Provinsi Lampung, Watoni Noerdin, dalam kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah Provinsi Lampung,…

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.