Membangun Sapta Pesona Wisata Curug Waykanan
- Berita UtamaDarlian PoneDPRD LampungNuansa PolitikPolitikUtama
- September 12, 2021
- 6 minutes read
![]() |
Video: Membangun Sapta Pesona Waykanan, Negeri 1001 Curug |
Curug-curug itu sangatlah indah nan mempesona. Menjadi objek wisata yang sangat ciamik untuk dikunjungi. Beberapa Curug yang terkenal diantaranya Putri Malu, Kereta, Bukit Duduk, Gangsa, Anggal, Kinciran, Sembilan, Semarang / Kayuagung, dan masih banyak curug lainnya.
Namun sayang, potensi alam di kabupaten setempat belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Perlu kerja sama banyak pihak untuk menjadikan Waykanan sebagai salah satu wilayah tujuan pariwisata di Provinsi Lampung.

Mereka yang lahir ataupun besar di Waykanan, tentu punya keinginan besar pula untuk memajukan wisata di kawasan setempat. Termasuk bagi Darlian Pone, Anggota DPRD Lampung asal daerah pemilihan (Dapil) V: Waykanan-Lampung Utara.
Anak pensiunan TNI itu punya cita-cita besar dalam mengembangkan wisata Curug Waykanan.

Dalam banyak kegiatan, pria yang akrab disapa Pone itu gencar memberikan semangat pada masyarakat untuk bersama-sama membangkitkan sektor wisata di Kabupaten Waykanan.
![]() |
Darlian Pone saat Reses di Waykanan. |
Seperti yang dilakukannya ketika menggelar Reses atau serap aspirasi warga Waykanan, awal September 2021. Setidaknya, reses dilakukan di beberapa kampung atau desa yang ada pada beberapa kecamatan: Banjit, Kasui, dan Rebangtangkas.
“Cara terbaik mengembangkan wisata di Waykanan adalah dengan menciptakan sapta pesona wisata di setiap kampung,” kata Pone, belum lama ini.

Politisi asal Partai Golkar itu menyebut, Sapta Pesona terdiri dari aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.
Kata Pone, jika setiap desa sudah menerapkan Sapta Pesona, niscaya keindahan wisata di kabupaten setempat akan mudah tereksplor, wisatawan pun tak akan sungkan untuk berkunjung.
Sapta Pesona merupakan buah dari pembangunan kebudayaan sadar wisata. Karenanya, membangun mental sadar wisata masyarakat setempat adalah pekerjaan rumah (PR) utama, jika Waykanan ingin menjadi tujuan wisata.
Tanpa hal tersebut, wisatawan akan sungkan untuk datang ke curug-curug di Waykanan, meskipun telah dikelola dengan baik.
“Saya pernah dapat laporan, dan saya datangi sendiri. Ternyata benar, parkirnya itu sembraut. Harganya tinggi, bahkan bisa dua kali diminta bayar parkir. Itukan tidak bagus,” tuturnya.
Maka dalam banyak agenda pertemuan, Pone selalu mengajak warga setempat untuk bisa merubah pola pikirnya.
“Kalau yang bisa saya lakukan saat ini, yang pertama paling tidak berupaya membentuk mental masyarakat tentang pentingnya wisatawan masuk ke daerah kita,” ucapnya.
Jika telah terbangun kelompok-kelompok sadar wisata, menurut Pone itu akan lebih baik.
“Jadi kita bisa memberi wawasan tentang konsep sadar wisata itu. Bahwa masyarakat itu harus bisa menerima jika ingin menjadikan Waykanan tujuan wisata,” jelasnya.
Masih ada masalah lain yang menyumbat berkembangnya pariwisata curug di Waykanan, yaitu persoalan infrastruktur, contonya jalan.
“Beberapa curug yang sudah terkenal itu diantaranya curug gangsa, curug putri malu, curug kereta, dan masih banyak lagi curug kecil lainnya. Kendalanya jalan menuju sana lewat lokasi pribadi, tanah masyarakat. Akses jalannya masih meilintasi tanah masyarakat,” jelasnya.
Namun dalam hati Pone menyakini bahwa perlahan-lahan Waykanan akan menuju kabupaten dengan tujuan utama pariwisata curug di Provinsi Lampung.(nuansa1)