Banjir Melanda, Petani Kates Lampung Selatan Merugi Puluhan Juta
- BanjirLampung SelatanNewsPertanian KatesUtamaWarga kebanjiran
- Januari 15, 2022
- 4 minutes read
Video: Banjir di Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Lampung Selatan.//dok |
Nuansalampung.com–Jadi petani merupakan profesi yang cukup menjanjikan. Banyak peluang pertanian yang bisa dipilih untuk menopang kehidupan. Salah satunya bertani tanaman kates.
Kita ketahui bahwa kates saat ini sedang sangat dibutuhkan oleh pasar. Bahkan menembus pasar ekspor. Selain untuk dikonsumsi, kates juga diproduksi sebagai salah satu bahan baku pembuatan kosmetik. Itulah yang menyebabkan kebutuhan akan kates meningkat drastis.
Masyarakat pun berbondong bondong berupaya menjadi petani kates, dengan harapan bisa meraup rezeki berlimpah dari tanaman tersebut.
Namun belakangan, banyak petani kates merugi, akibat hama dan cuaca ekstrem, bahkan banjir yang merusak tanaman mereka.
Kondisi itu dialami oleh para petani kates di kawasan Lampung Selatan, tepatnya di Desa Sukaraja, Kecamatan Palas.
Hujan deras yang melanda daerah perkebunan mereka sejak awal Januari 2022 menyebabkan aliran sungai Way Pisang meluap.
Akibatnya, akses jalan utama warga untuk menuju perkebunan banjir.
Perkebunan mereka juga terendam air, mengakibatkan tanaman mereka banyak yang tercabut dan terseret oleh aliran air.
Warga setempat yang juga petani kates, Asnawi (57) mengungkapkan, sepekan terakhir cuaca sangat ekstrim, hujan grimis tak berhenti.
Kondisi terparah terjadi pada Senin malam (10/1/2022), sekira pukul 10:00 WIB. Hujan tidak berhenti hingga subuh, mengakibatkan sungai meluap drastis.
Namun kala itu tidak menyebabkan tanaman rusak parah, hanya menyisakan sampah di perkebunan.
Dua hari berselang, terjadi lagi hujan deras mulai pukul 10:00 WIB hingga subuh, mengakibatkan tanaman kembali terendam. Hal itu menyebabkan banyak batang kates membusuk.
Tak berhenti di situ, dua hari berikutnya, tepatnya pada Jumat malam (14/01/22), terjadi hujan deras lagi, menyebakan air sungai kembali menghantam tanaman, banyak yang terangkat dan terseret banjir.
Kerugian warga ditaksir mencapai puluhan juta rupiah akibat bencana banjir tersebut.
Asnawi berharap pemerintah dapat turun tangan, minimal memberi bantuan berupa obat tanaman, seperti obat rumput, obat hama, termasuk pupuk dan bantuan lainnya yang bisa meminimalisir kerugian warga.(nuansa2)
Laporan: Andi Hamzah
Editor: Agung Chandra Widi